Jakarta | Mendapati informasi buronannya segera tiba di Bandar Soekarno – Hatta, Cengkareng dalam perjalanan dari Singapura – Jakarta, Senin 18 November 2024, tim gabungan JAM Pidsus dan JAM Intel Kejagung segera bergerak dan mengamankan Henry Lie.
Direktur Penyidikan JAM Pidsus Abdul Qohar menuturkan Henry Lie telah ditetapkan sebagai tersangka pada tanggal 15 April 2024. Selang 7 bulan kemudian, dia berhasil ditangkap oleh penyidik di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, pada pukul 22.30 WIB ketika kembali dari Singapura.
Qohar mengatakan bahwa Hendry Lie telah berada di negara tersebut sejak 25 Maret 2024 hingga akhirnya berhasil diamankan tim gabungan JAM Pidsus dan JAM Intel serta Atase Kejaksaan RI di Singapura.
“Informasi yang kami dapat bahwa dia sedang menjalani pengobatan,” ujarnya.
Direktur Penyidikan JAM Pidsus Abdul Qohar mengungkapkan peran tersangka Henry Lie dalam kasus dugaan korupsi pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah IUP PT Timah Tbk. pada tahun 2015-2022.
“Peran tersangka Hendry Lie selaku beneficiary owner PT Tinindo Inter Nusa atau PT TIN adalah secara sadar dan sengaja berperan aktif melakukan kerja sama penyewaan peralatan processing peleburan timah antara PT Timah Tbk dengan PT TIN,” terangnya.
Ia mengatakan bahwa biji timah yang dilebur dari hasil kerja sama dua perusahaan tersebut berasal dari CV BPR dan CV SFS yang sengaja dibentuk untuk menerima biji timah yang bersumber dari kegiatan penambangan timah ilegal.
“Diketahui timah yang diolah, yang didapat itu berasal dari biji timah hasil penambangan secara ilegal,” ungkap dia.
Akibat perbuatan Henry dan puluhan tersangka lainnya yang saat ini dalam proses persidangan, kata dia, negara dirugikan sebesar sekitar Rp300 triliun.
Hendry pun disangkakan melanggar Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 juncto Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Tahapan selanjutnya, Henry Lie ditahan selama 20 hari ke depan di Rutan Salemba Cabang Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan.