KPK RI  

Irjen Kementan Jabat Ketua KPK RI

Jakarta | Proses pemilihan pimpinan dan Dewan Pengawas (Dewas) KPK periode 2024–2029 tuntas. Kamis (21/11) Komisi III DPR resmi memilih masing-masing lima nama untuk pimpinan dan Dewas KPK.

Lima nama pimpinan KPK yang terpilih adalah Johanis Tanak, Fitroh Rohcahyanto, Ibnu Basuki Widodo, Agus Joko Pramono, dan Setyo Budiyanto yang sekaligus didapuk sebagai ketua. Sementara itu, lima nama dewas adalah Gusrizal, Wisnu Baroto, Benny Jozua Mamoto, Chisca Mirawati, dan Sumpeno.

Proses pemilihan berlangsung cukup landai dan cepat. Setelah menuntaskan fit and proper test terakhir sekitar pukul 10.45 WIB, komisi III langsung menggelar rapat pleno pukul 11.00 WIB.

Dalam rapat yang nyaris tanpa perdebatan itu, disepakati pemilihan dilakukan dengan metode voting. Sistemnya, setiap anggota berhak memilih lima nama pimpinan dan Dewas KPK. Satu di anta-ranya dipilih sebagai ketua KPK.

Total ada 48 orang yang menyalurkan suara dari total 48 anggota komisi III. Hasilnya, lima nama di dua institusi tersebut memperoleh suara yang cukup dominan.

Dari semua nama pimpinan KPK yang lolos, tidak ada yang berasal dari sipil. Setyo Budiyanto merupakan polisi berpangkat Komjen dan tengah menjabat posisi Irjen Kementan. Kemudian, Fitroh Rohcahyanto (mantan direktur penuntutan KPK), Ibnu Basuki Widodo (hakim Pengadilan Tinggi Manado), Johanis Tanak (wakil ketua KPK periode 2019–2024), dan Agus Joko Pramono (wakil ketua BPK periode 2019–2023).

Saat dikonfirmasi, Jum’at (22/11/2024) Ketua Komisi III DPR Habiburokhman mengatakan, nama-nama yang terpilih merupakan pilihan setiap anggota DPR. ”Saya nggak bisa menjawab mewakili kawan-kawan semua. Karena itu kan hak orang per orang dan hasilnya bisa dilihat,” ujarnya.

Dia mengaku tidak bisa memaksa untuk memilih sosok tertentu. Jawaban yang sama juga disampaikan terkait tidak adanya perwakilan perempuan. ”Itulah hasil suara dari teman-teman,” imbuhnya.

Saat ditanya terkait prosesnya yang cepat, Habib, sapaan akrabnya, juga mengaku bingung karena tidak ada dinamika berarti. Yang jelas, dia mengklaim semua proses berlangsung terbuka.

Untuk meningkatkan kualitas fit and proper test, pihaknya juga telah menambah waktu per calon dari 60 menit menjadi 90 menit. ”Kalau waktunya akhirnya menjadi lebih singkat, saya nggak ngerti juga,” kata Habib.

Nama-nama pimpinan dan Dewas KPK akan disahkan dalam rapat paripurna pekan depan. Setelah itu, disampaikan ke Presiden Prabowo untuk dilantik.

Sementara itu, Ketua Indonesia Memanggil (IM57+) Lakso Anindito menilai hasil coblosan yang digelar Komisi III DPR terlihat tidak ada komitmen untuk mengembalikan marwah KPK. Dia mencatat setidaknya ada tiga problem dari para capim KPK pilihan anggota legislatif tersebut.

”Pertama, tidak ada representasi masyarakat sipil dalam komposisi pimpinan terpilih KPK,” terangnya, kemarin.

Seluruh pimpinan KPK yang terpilih mewakili institusi penegak hukum dan auditor. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemerintahan yang baru tidak memiliki komitmen kuat untuk mendorong reformasi KPK yang seharusnya menjadi kunci penting dalam pemberantasan korupsi.

Masalah kedua tampak dari tidak adanya komitmen DPR untuk melakukan reformasi KPK. Pimpinan KPK yang bermasalah masih dipilih dan bahkan menduduki urutan pertama.

Padahal, semua sudah menyaksikan bagaimana kiprah pemberantasan korupsi selama Johanis Tanak berada di KPK. Selain potensi catatan etik, tidak ada gebrakan yang dilakukan Johanis Tanak. Bahkan, Lakso menilai Tanak bakal memukul mundur ins-trumen utama inovasi KPK, yaitu OTT.

Ketiga, Lakso berharap para pemimpin terpilih KPK menunjukkan loyalitas tunggal dan independensi sehingga harus mundur dari institusi asal. Tanpa semangat independensi, hal tersebut mustahil dilakukan.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengomentari terpilihnya Irjen Kementan sebagai ketua KPK. Dia menyampaikan rasa bahagia atas capaian tersebut.

”Selama menjadi Irjen, kita bersama-sama menegakkan semangat antikorupsi di Kementan,” katanya.

Amran menuturkan, Komjen Setyo adalah sosok yang tegas dan tidak main-main untuk memberantas praktik KKN. Kehadirannya di Kementan membawa optimisme untuk menggulirkan semangat bersih-bersih.

”Kita bersama-sama melakukan gebrakan untuk bersih-bersih di tubuh Kementan. Kita juga bekerja sama me-nguatkan nilai integritas setiap pegawai,” jelasnya.

Sebagaimana diketahui, sebelumnya Kementan diliputi kasus korupsi oleh Syahrul Yasin Limpo. Mantan Mentan sekaligus kader Partai Nasdem itu menjadi sorotan karena bentuk kasus korupsinya sangat banyak. Termasuk membiayai sejumlah kebutuhan keluarga dari uang Kementan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *