Jakarta | Wakil Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Silmy Karim mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto sangat menyoroti mengenai pembinaan terhadap warga binaan, baik di rumah tahanan (Rutan) dan lembaga pemasyarakatan (Lapas). Menurutnya, saat ini tengah dipertimbangkan pembinaan di luar Rutan maupun Lapas, seperti kerja sosial.
“Sesuai dengan arahan daripada Bapak Presiden dalam kegiatan salah satunya adalah di Kertanegara, beliau memberikan beberapa catatan salah satunya lebih fokus kepada hal kaitan dengan pemasyarakatan seperti misalnya dalam hal penggunaan narkoba ataupun juga rencana-rencana yang sifatnya untuk mengoptimalkan peran pembinaan terhadap warga binaan,” kata Silmy Karim seusai dilantik di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/10).
Silmy menjelaskan, saat ini sedang dibahas kemungkinan membina warga binaan tidak di dalam Rutan maupun lapas. Menurutnya, warga binaan dapat menjalani pembinaan berupa kerja sosial, seperti yang sudah diterapkan di sejumlah negara.
“Ada hal-hal lain yang tentunya bisa mengoptimalkan juga pembinaan agar hasilnya itu seperti referensi di luar negeri itu kan ada beberapa yang bisa kita lakukan juga di Indonesia. Seperti dalam hal bekerja ataupun juga yang lain-lain, yang di dalam koordinasi pembinaan,” ucap Silmy.
Mentan Direktur Jenderal Imigrasi itu menekankan, pemidanaan kerja sosial bukan berarti warga binaan tidak berada di Rutan dan Lapas. Menurutnya, warga binaan bekerja di luar, tetapi pulang tetap ke Rutan atau Lapas.
“Tetap kembalinya ke Rutan atau di Lapas tetapi misalnya sehari-hari itu melakukan pekerjaan di luar,” tegas Silmy.
Lebih lanjut, Silmy menyebut pembinaan di luar Rutan dan Lapas dapat menjadi salah satu solusi persoalan utama yakni overcrowding. Namun, Silmy menegaskan pembinaan di luar Rutan dan Lapas masih sevatas wacana yang perlu dikaji lebih mendalam
“Ini masih wacana ya, masih kita lihat dulu kemungkinanya seperti apa, tetapi yang jelas Bapak Presiden semangatnya positif untuk hal ini,” paparnya.