Di ujung jalan Bojongsari, Depok, berdiri sebuah bangunan berwarna putih bersih yang memantulkan ketenangan. Dari kejauhan, suara lantunan ayat suci terdengar lembut, bergema di udara pagi yang masih basah oleh embun. Tempat itu adalah Pondok Pesantren Ulumul Quran Putri, yang lahir dari cinta mendalam seorang Haji Robert kepada Alquran.
Didirikan pada tahun 2021, pesantren ini menjadi rumah bagi 700 santriwati yang setiap hari menenun hafalan ayat demi ayat, menjaga kalam Allah di dalam hati mereka. Di sini, bukan hanya hafalan yang diutamakan. Program Tahfiz Quran berjalan beriringan dengan pembelajaran Sanad Rasulullah SAW, memastikan setiap santriwati mempelajari Alquran dengan rantai keilmuan yang bersambung hingga Rasulullah.
Tak hanya untuk santriwati, Haji Robert juga membangun pesantren putra yang kini menampung 990 santri. Mereka belajar dan menghafal Alquran dengan semangat yang sama, membentuk generasi penghafal yang kelak diharapkan menjadi penerang umat di berbagai bidang.
Bagi Haji Robert, Alquran bukan sekadar kitab suci. Ia adalah cahaya penuntun, jalan hidup yang harus diperkenalkan sedini mungkin.
“Selama nafas masih ada, saya ingin berbuat sesuatu yang manfaatnya tidak berhenti. Kalau ada satu ayat saja yang dihafal dan diamalkan, insyaAllah pahalanya terus mengalir,” ucapnya penuh keyakinan.
Bangunan pondok ini dirancang dengan sederhana namun penuh perhatian. Asrama yang nyaman, aula mengaji yang tenang, dan halaman rindang yang menjadi tempat istirahat pikiran. Tak ada kemewahan berlebihan—semua mengarah pada satu tujuan: menjaga agar ayat-ayat Allah terus hidup dalam perilaku para santri.
Di sela percakapan, Haji Robert menyampaikan satu harapan besar. Ia bermimpi suatu hari nanti mendirikan sebuah pondok besar di Maluku Utara—kampung halaman yang ia cintai—sebagai pusat pendidikan Alquran dan warisan abadi bagi generasi masa depan.
Hari demi hari, dari subuh hingga malam, suara hafalan dan tilawah tak pernah berhenti mengalun. Setiap ayat yang terucap bukan hanya menjadi doa, tapi juga bukti nyata bahwa cinta yang tulus bisa menyalakan cahaya yang tak akan padam.
Dan di tengah cahaya itu, nama Haji Robert akan selalu diingat—bukan karena bangunan yang ia dirikan, tetapi karena hati yang ia titipkan di setiap huruf Alquran yang dihafal generasi penerus.